Jumat, 06 Januari 2012

Patogenesis Mikroorganisme/parasit Penyebab Diare



Infeksi bakteri secara umum:
1. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui rute gastrointestinal. 
2. Sesampainya di lambung, bakteri akan dibunuh oleh asam lambung, tetapi apabila       jumlah bakteri cukup banyak, ada bakteri yang dapat  lolos sampai ke dalam duodenum.
3. Di dalam duodenum,bakteri akan berkembang biak sehingga jumlahnya mencapai 100 juta koloni atau lebih per mililiter cairan usus halus.
4. Dengan memproduksi enzim urinase, bakteri akan mencairkan lapisan lendir
dengan menutupi permukaan sel epitel mukosa usus sehingga bakteri dapat masuk
ke dalam membran sel epitel mukosa.
5. Ada dua cara bergantung pada bakteri apa yang menginfeksi:
a. Bakteri langsung menginvasi sel epitel mukosa usus sehingga sel epitel rusak,
terbuka, dan lepas.
b. Bakteri mengeluarkan toksin yang menyebabkan ATPcAMP. cAMP
merangsang sekresi cairan usus tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel usus. Cairan ini menyebabkan dinding usus akan mengadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitas untuk mengalirkan cairan ke bawah atau ke usus besar. Tetapi, ada pula bakteri yang mampu melakukan kedua infeksi tersebut.
6. Melalui jalur mana pun bakteri menginfeksi, akan menyebabkan gangguan sehingga kerja usus halus maupun usus besar abnormaldiare. Diare ada yang bercampur lendir dan darahdisentri.


Infeksi bakteri bila ditinjau secara khusus:
Tiga cara umum penginfeksian bakteri:
1. Kemampuan untuk menempel pada dinding mukosa usus. Untuk dapat menyebabkan penyakit, suatu bakteri harus mempunyai kemampuan untuk melekat pada dinding mukosa usus. Sebab, jika tidak, bakteri akan terbawa bersama aliran darah. Perlekatan ini dibantu olehadhesins (protein yang diekspresikan pada permukaan organisme).
2. Kemampuan untuk mensekresikan enterotoksin. Organisme yang bersifat enterotoksigenik memproduksi polipeptida yang menyebabkan diare. Polipeptida itu sendiri telah memiliki sifat sekresi sehingga memicu tubuh untuk menyeksresinya. Toksin akan disekresikan tanpa menyerang sel mukosa usus. Misal, Enterotoxigenic Escherichia coli menyebabkan traveler’s diarrhea,
Enterohemorrhagic Escherichia coli yang menyekresikan Shiga toxin. Shiga toxin  dalam bentuk sitotoksin menyebabkan nekrosis sel epitel.
3. Kemampuan untuk menginvasi. Contohnya Shigella dysentry yang menyebabkan kerusakan yang fatal pada sel epitel.

Escherichia coli
Morfologi: berbentuk batang pendek(kokobasil), gram negatif, ukuran
0,4-0,7 µm x 1,4 µm, sebagian motil dan berkapsul.  Cara penyerangan: endotoksin yang dibentuk(toksin LT, termolabil dan toksin ST, termostabil) dan kemampuan melekat pada usus halus. Perlekatan dengan\ perantara plasmid yang merupkan ciri khasnya.

Ada 5 strain penyebab diare:
1. Enteropathogenic E.coli(EPEC)
Terutama menyerang bayi dan anak-anak.
Pada usus halus, bakteri ini membentuk koloni dan akan menyerang vili
sehingga penyerapan terganggu.
2. Enterotoxigenic E.coli(ETEC)
--Patogenesis hampir sama dengan kolera.
Penyerangan dengan menghasilkan toksin, ada yang memiliki toksin LT saja,
ST saja ataupun keduanya.
Bakteri ini melekat pada sel mukosa usus halus dan menyeksresikan toksin.
3. Enteroinvasive E.coli(EIEC)
Patogenesis hampir sama dengan Shigella spp.
Bakteri ini menembus sel mukosa usus besar dan menimbulkan kerusakan
jaringan mukosa sehingga lapisan mukosa terlepas.
4. Enterohaemmoragic E.coli(EHEC)
Memproduksi toksin Shiga, sehingga disebut juga Shiga-toxin producing
strain(STEC).
Toksin merusak sel endotel pembuluh darah, terjadi pendarahan yang
kemudian masuk ke dalam usus.
5. Enteroaggregative E.coli(EAEC)
Bakteri ini melekat pada sel mukosa usus halus dan menghasilkan
enterotoksindan sitotoksin sehingga mukosa rusak dan mukus keluar bersama
diare.

Shigella spp.
Morfologi: berbentuk batang, gram negatif, ukuran 0,5-0,7 µm x 2-3 µm,
tidak berflagel.Spesies yang sering menyerang manusia: Shigella dysentriae,
Shigella sonnei, Shigella flexneri.
Patogenesis:
–Menghasilkan toksin LT.
Bakteri ini mampu menginvasi ke epitel sel mukosa usus halus, berkembang biak di daerah invasi tersebut.
Lalu, mengeluarkan toksin yang merangsang terjadinya perubahan sistem enzim di dalam sel mukosa usus halus(adenil siklase).
Akibat invasi bakteri ini, terjadi infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan
menyebabkan matinya sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadi tukak-tukak kecil
di daerah invasi.
Akibatnya, sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinjatinja bercampur lendir dan darah.
 
Salmonella spp.
Morfologi: berbentuk batang, gram negatif, ukuran 1-3,5 µm x 0,5-0,8
µm, tidak berspora, motil dengan flagel peritrik.

Spesies yang menyebabkan diare pada manusia:
Salmonella enteritis.
Patogenesis:
Menghasilkan toksin LT.
Invasi ke sel mukosa usus halus.
Tanpa berproliferasi dan tidak menghancurkan sel epitel.
Bakteri ini langsung masuk ke lamina propria yang kemudian menyebabkaninfiltrasi sel-sel radang. 

Staphylococcus spp.
Morfologi: berbentuk coccus, gram positif, diameter berkisar 0,8-1 µm, tidak berspora, non motil.
Patogenesis:
–Menghasilkan 4 macam toksin ST(toksin A/B/C/D)
Toksin dapat merusak mukosa usus dan menimbulkan diare. Toksin B juga dapat menyebabkan sekresi air dan elektrolit pada usus halus. 

Clostridium spp.
Morfologi: berbentuk batang, gram positif.
Spesies penyebab diare: Clostridium botulinum, Clostridium perfrigens.
Patogenesis:
Menghasilkan toksin LT
Toksin merangsang enzim adenilat siklase pada dinding usus yang
mengakibatkan bertambahnya konsentrasi cAMP sehingga hipersekresi air dan
klorida dalam usus.
Hal ini mengakibatkan reabsorpsi Na terhambatDiare.

Campylobacter jejuni
Morfologi: berbentuk koma, gram negatif, motil dengan flagel lofotrik, non
spora.
Patogenesis:
Menghasilkan toksin ST
Bakteri ini menginvasi dinding usus halus dan bisa masuk ke dalam aliran darah usus halus.
Menyebabkan inflamasi pada mukosa.
Jonjot usus halus memendek dan melebar.
Toksin akan menyebabkan nekrosis hemorhagik.

Yersinia enterocolitica
Morfologi: berbentuk batang pendek, gram negatif
Patogenesis:
Menghasilkan toksin ST.
Invasi ke dalam mukosa usus, membentuk plasmid perantara, dan menyekresikan toksin ST dan mengaktifkan kerja enzim adenilat siklase.
Sering menimbulkan gejala sistemik.
Vibrio choleraeMorfologi: Bentuk batang, gram negatif berbentuk koma dengan panjang 2-4 µm, membentuk koloni konveks, halus, dan bundar.
Patogenesis:
Bakteri tertelan dan masuk ke usus halus
Multipikasi dalam usus halus
Menghasilkan enterotoksin kolera yang mempengaruhi ATP
cAMP
peningkatan sekresi ion Cl ke lumen usus.
Hipersekresi akibat toksin.
Feses seperti air cucian beras.

Infeksi virus:
Cara penginfeksian virus secara umum:
1. Adsorpsi(Attachment)
Virus diabsorpsi sel inang melalui reseptor spesifik. Prinsipnya berdasar pada mekanisme elektrostatik dan dipermudah oleh ion logam terutama Mg2+. Tahap ini merupakan tahap inisiasi virus dalam memasuki sel inang.
2. Entry(Penetration)
Virus menembus sel. Genom virus memasuki sel. Membran sel mengalami
invaginasi sekitar virus partikel. Virus melekat dalam vakuola pinositik. Proses
ini dipengaruhi oleh suhu dan zat penghambat fagositosis.
3. Uncoating
Protein coat dari virus disingkirkan dengan bantuan enzim lisozim dari sel inang.
Asam nukleat bebas dan akhirnya masuk ke dalam sel dan membentuk mRNA.
4. Transkipsi
5. Translasi
6. Komponen virus dibentuk dalam sitoplasma dan nukleus sel inang.
7. Assembly(Penyusunan Kembali)
Sintesa baru molekul asam nukleat dan protein struktural maupun non struktural
menjadi partikel virus yang baru.
8. Release(Pelepasan)
Virus dilepaskan melalui budding membran sel.
9. Virus dapat menyebar dari satu sel ke sel lain tanpa ada virus yang dilepas keluar
sel.
10. Beberapa virus mampu menyatukan bahan genetiknya dengan genom sel inang
sel menjadi produktif.
11. Beberapa infeksi virus bisa bersifat abortif, sel yang mengandung virus akhirnya mati juga.
12. Perjalanan infeksi virus penyebab diare: Port d’entrée: fecal-oral, inhalasi
Invasi setempat pada epitel permukaan
Masuk ke dalam sirkulasi darah
Viraemi
Invasi hingga sel sasaranInfeksi sel-sel dalam vili usus halus
Berkembang biak dalam sitoplasma enterosit sehingga merusak mekanisme
transportnya
Sel yang rusak masuk ke lumen usus dan melepaskan sejumlah
besar virus
Diare
a. Virus menginfeksi lapisan epitelium di usus halus dan menyerang jonjot-jonjot(vili) usus halus. Hal ini mengakibatkan fungsi absorpsi usus halus terganggu.
b. Sel-sel epitel usus halus yg rusak diganti oleh enterosit yang baru, berbentuk
kuboid yg belum matang sehingga fungsinya belum baik.
c. Vili mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik.
d. Cairan makanan yg tidak terserap/tercerna akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus.
e. Terjadi hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yg tidak
terserap terdorong keluar usus melalui anus
diare osmotik dari penyerapan air dan nutrien yang tidak sempurna.


Patogenesis infeksi oleh protozoa:
Biasanya, manusia terinfeksi melalui kista matang dalam feses. Kista masuk melalui rute gastrointestinal. Kista tahan terhadap asam lambung sehingga bisa sampai ke usus halus. Dalam keadaan lingkungan yang mendukung, kista dapat berubah menjadi bentuk tropozoit yang patogen. Bentuk patogen inilah yang akan menginvasi sel mukosa ususdiare.
Bagian ini akan dijelaskan pada pertanyaan no.6 secara lebih spesifik.
Patogenesis infeksi oleh jamur:
Candida albicans
Infeksi jamur ini termasuk infeksi opportunistik. Artinya, dalam keadaan
normal, jamur ini tidak menimbulkan gejala penyakit. Tetapi, akan menginfeksi pada orang yang immunodepressed. Candida albicans hidup sebagai flora normal pada mukosa usus halus. Bila terdapat faktor  redisposisi, bakteri ini dapat menginvasi mukosa usus halus dan menimbulkan gejala diare.
Patogenesis infeksi oleh cacing:
1. Bentuk infeksius bisa bermacam-macam bergantung cacing apa yang
menginfeksi, bisa dalam bentuk telur matang maupun larva.
2. Infeksi bisa terjadi karena tertelan bersama makanan/minuman, transmisi vektor,
inhalasi, autoinfeksi maupun menembus kulit/jaringan subkutan.
3. Bentuk infeksius cacing kemudian akan mengembara dan melalui tahap lung passage terlebih dahulu, kecuali Trichinella spiralis.\
4. Melalui bronkus, trakea dan akhirnya sampai di laring.
5. Jika larva tertelan lagi, maka cacing akan mulai menginfeksi melaui rute gastrointestinal.
6. Cacing akan masuk ke usus halus/usus besar dan tumbuh menjadi cacing dewasa
7. Cacing akan mulai mengeluarkan toksin dan menginfeksi.

B. Sebutkan dan jelaskan port d’entrée mikroorganisme/parasit penyebab diare!
Secara umum, port d’entrée kuman dapat berupa:
Transmisi secara horizontal
Transmisi secara langsung(direct)
1. Feces-oral
Semua transmisi ini berhubungan dengan rute gastrointestinal.
Dapat terjadi karena tertelan makanan/terminum makanan/minuman yang
telah terkontaminasi feses yang mengandung bakteri.
Invasi pada usus halus terjadi karena lemahnya pertahanan tubuh pada saluran gastrointestinal tersebut. Hampir semua kuman masuk melalui jalur ini. Diantaranya adalah:
Bakteri: tertelan/terminum makanan yang terkontaminasi bakteri.
a. Tertelan makanan yang mengandung toksin. Toksin dapat berasal dari
Staphylococcus aureus, Vibrio spp., dan Clostridium perfrigens. Tertelan
ekostoksin(jenis neurotoksin)Clostridium botulinum.
b. Tertelan organisme yang mensekresikan toksin. Organisme ini
berproliferasi pada lumen usus dan melepaskan enterotoksin.
c. Tertelan organisme yang bersifat enteroinvasif. Organisme ini
berproliferasi, menyerang dan menghancurkan sel epitel mukosa usus.
Misalnya,
Escherichia coli, Salmonella spp., Bacillus cereus, Clostridium spp, Vibrio
cholerae, Campylobacter, Yersinia enterocolitica, Staphylococcus aureus.
Virus: tertelan melalui makanan 

Misalnya,
Echovirus, Rotavirus, Norwalk virus.
Protozoa: kista matang yang tertelan/terminum. 

Misalnya,
Entamoeba histolytica, Balantidium coli, Giardia lamblia, Cryptosporodium
parvum.
Jamur: flora normal pada esofagus, akan menginvasi usus pada pasien yang
immunocompromised.
 
Misalnya, Candida albicans.
Cacing: tertelan telur matang/larva yang mengkontaminasi
makanan/minuman.

Misalnya,
Ascaris lumbricoides, Strongyloides stercoralis, Trichuris trichiura.
 
2. Inhalasi/respiratory droplets
Penyebaran melalui kuman yang terhirup secara langsung ataupun tidak
sengaja terhirup/tertelan kuman yang dibatukkan.
Jarang atau bahkan tidak pernah sebagai media transmisi untuk protozoa, cacing dan jamur. Tetapi, sering berperan sebagai media transmisi untuk virus.
 
– Misalnya, Adenovirus, Mycobacterium tuberclosis.
Transmisi secara tidak langsung(indirect)
1. Arthropoda sebagai vektor
Yaitu arthropoda membawa bentuk infeksius dari kuman. Arthropoda dapat
mengkontaminasi makanan atau langsung menginfeksi manusia dengan gigitan.
2. Melalui cairan parenteral
Yaitu biasanya infuse parenteral yang diberikan di rumah sakit. Cairan intra-vena
bias saja terkontamintasi bakteri. Contohnya, Clostridium spp.
Transmisi secara vertikal
1. Transplasenta
2. Infeksi virus in utero
3. Transmisi melalui kontak seksual/transfusi darah.


Selasa, 03 Januari 2012

@anakedok


DEFINISI PENYAKIT DALAM SISTEM RESPIRASI
BESERTA GEJALA KLINISNYA

Tuberculosis (TBC)
Definisi : Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja.
Gejala Klinis :1.Gejala umum (Sistemik)
- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya           dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
-   Penurunan nafsu makan dan berat badan.
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2. Gejala khusus (Khas)
- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
- Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Bronchitis 
Definisi            : Bronkitis (Bronchitis; Inflammation - bronchi) adalah suatu  peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).

Bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size ), sedangkan bronkus besar jarang terjadi.
Gejala Klinis            : - batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
  - sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
  - sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
- Mudah lelah
- pembengkakan pergelangan kaki dan tungkai kiri dan kanan
- wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
- pipi juga tampak kemerahan
- sakit kepala
- gangguan penglihatan.

Abses Paru  
Definisi            : Abses Paru diartikan sebagai kematian jaringan paru-paru dan pembentukan rongga yang berisi sel-sel mati atau cairan akibat infeksi bakteri.
Gejala Klinis            : Gejala awalnya menyerupai pneumonia:
- kelelahan
- hilang nafsu makan
- berat badan menurun
- berkeringat
- demam
- batuk berdahak.
- Dahaknya bisa mengandung darah.
 Dahak seringkali berbau busuk karena bakteri dari mulut atau       tenggorokan cenderung menghasilkan bau busuk.
- Ketika bernafas, penderita juga bisa merasakan nyeri dada, terutama     jika telah terjadi peradangan pada pleura.

Asma bronkial
Definisi            : (dalam bahasa inggris asthma bronchiale) adalah nama untuk suatu kondisi dimana paru-paru (rongga bronkhial)terjadi peradangan dan menjelaskan sebuah keadaan kronis pada saluran pernafasan.
Gejala Klinis            : Beberapa gejala umum asma bronkial termasuk
-       sesak nafas,
-       mengi (suara berderak-derak ketika menghembuskan napas),
-       batuk kering
-       dan perasaan ketat pada dada.

Gejala ini sering memburuk selama tidur. Serangan asma adalah suatu perburukan akut dari gejala tersebut dan pada kasus berat, serangan bisa mengancam jiwa sebab onset sering tiba-tiba dan tanpa peringatan. Estimasi populasi dunia yang menderita asma bronkial sekitar 7%



Bronchitis Kronis
Definisi :- Bronkhitis kronik didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yan berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama dua tahun berturut-turut. (Bruuuner.2001.600)
- Bronkhitis kronis adalah gangguan sebagai suatu gangguan peru yang obtruktif yang ditandai oleh produksi mokus berlabihan saluran napas bawah selama panjang kurang 3 bulan berturut-turut dalam setahun untuk 2 tahun berlarut-larut.(Corwin.2000.435)
- Bronkhitis kronis merupakan suatu gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan-pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dalam 2 tahun berturut-turut. (Sylvia.2000.689)
- Bronkhitis kronis adalah inflamasi luas jalan napas dengan penyempitan atau hambatan jalan napas dan peningkatan produksi sputum mukoid, menyebabkan ketidakcocokan ventilasi perfusi dan memyebabkan sianosis. Inflamasi merupakn Inflamasi bronkus. (Doenges.2000.152)
- Bronkhitis kronis adalah batuk persisten dengan produksi sputum selama paling sedikit 3 bulan dalam 2 tahun berturut-turut (Robbins.1994.237)
Gejala Klinis            : Menurut Corwin. 2000. hal 434,
Tanda dan gejala bronkhitis kronis antara lain adalah sebagai berikut :
- Batuk yang sangat produktif,
- Purulen
- dan Mudah memburuk oleh iritan- iritan inhalan, udara dingin atau
- infeksi
- Dyspnea





Atelektasis (Atelectasis)  
Definisi            : Atelektasis (Atelectasis) adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.
GEJALA            : Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak nafas yang ringan. Penderita sindroma lobus medialis mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, walaupun banyak yang menderita batuk-batuk pendek.

Gejalanya bisa berupa:
- Dispnea
- nyeri dada
- batuk.

Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut jantung, kadang-kadang sampai terjadi syok (tekanan darah sangat rendah).
AVIAN INFLUENZA (H5N1)

Definisi            : Avian Influenza adalah penyakit unggas yang sangat menular dan mematikan yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini juga bersifat zoonosis (dapat menular pada manusia).
Gejala Klinis            :
-    Demam
-       Batuk
-       Sakit Tenggorokan
-       Nyeri pada otot
-       Sakit kepala
-       Malaise
-       Infeksi mata (conjungtivitis)
-       Gangguan pada saluran cerna: yakni diare
-       Kejang dan koma


Bronkientasis (Bronchiectasis)  
DEFINISI            :Bronkiektasis (Bronchiectasis) adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernafasan yang besar.

Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya.
Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat.
Gejala Klinis            : - batuk menahun dengan banyak dahak 
- batuk darah
- batuk semakin memburuk jika penderita berbaring miring
- sesak nafas yang semakin memburuk jika penderita melakukan    aktivitas
- penurunan berat badan
- mudah lelah
- clubbing fingers (jari-jari tangan menyerupai tabuh genderang)
- wheezing (bunyi nafas mengi/bengek)
- warna kulit kebiruan
- pucat
- bau mulut.

Brochiolitis
Definisi            : Bronkiolitis adalah Infeksi virus akut saluran pernapasan bawah yang menyebabkan obstruksi inflamasi bronkiolus, terjadi terutama pada anak-anak dibawah umur 2 tahun.

Gejala Klinis: - Episode pertama mengi pada anak umur < 2 tahun
- Hiperinflasi dada
- Ekspirasi memanjang
- Pengurangan pemasukan udara (jika berat terjadi obstruksi udara)
- Kurang / tidak respon terhadap bronchodilator


PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik)
Definisi            :Penyakit Paru Obstruksi Kronik yang biasa disebut sebagai PPOK merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara didalam saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel. Gangguan yang bersifat progresif ini disebabkan karena terjadinya inflamasi kronik akibat pajanan partikel atau gas beracun yang terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama dengan gejala utama sesak nafas, batuk dan produksi sputum.

Gejala klinis            :1. Sistemik
-       Peningkatan suhu tubuh
-       Peningkatan denyut nadi (takikardi)
-       Gangguan status mental pasien
2. Respiratory
-    Dyspnea yang semakin berat
-    Peningkatan volume dan purulensi sputum
-    Batuk yang semakin sering
-    Nafas yang dangkal dan cepat





Pnumonia
Definisi            : Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Sebagian   besar disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh factor lain.
Gejala Klinis            : - Demam,
-       Sakit Kepala,
-       Gelisah,
-       Malaise,
-       Penurunan Nafsu Makan,
-       Keluhan Gastrointestinal seperti mual, muntah dan diare

Cystic Fibrosis (CF)

Definisi            :Cystic fibrosis (CF) adalah penyakit yang diturunkan (diwariskan) dari kelenjar-kelenjar lendir dan keringat anda. Ia mempengaruhi kebanyakan paru-paru, pankreas, hati, usus-usus, sinus-sinus, dan organ-organ seksual anda. Normalnya, lendir adalah encer/berair. Ia mempertahankan lapisan-lapisan dari organ-organ tertentu tetap lembab dan mencegah mereka mengering atau terinfeksi. Namun pada CF, gen yang abnormal menyebabkan lendir menjadi kental dan lengket. Cystic fibrosis (CF) disebabkan oleh kerusakan pada gen yang disebut cystic fibrosis transmembrane conductance regulator (CFTR) gene. Gen ini membuat protein yang mengontrol pergerakan dari garam dan air yang masuk dan keluar dari sel-sel didalam tubuh anda.

Gejala Klinis            :
-       Batuk yang seringkali yang mengeluarkan sputum (dahak) yang kental.
-       Serangan-serangan yang sering dari bronchitis dan pneumonia. Mereka dapat menjurus pada peradangan dan kerusakan paru yang permanen.
-       Kulit yang rasanya asin.
-       Dehidrasi.
-       Kemandulan (kebanyakan pada pria-pria).
-       Diare atau feces-feces yang besar, berbau busuk dan berminyak yang terus menerus.
-       Nafsu makan yang besar namun penambahan berat badan dan pertumbuhan yang buruk. Ini disebut "kegagalan untuk tumbuh dengan subur". Itu adalah akibat dari malnutrisi yang kronis karena anda tidak mendapatkan nutrisi-nutrisi yang cukup dari makanan anda.
-       Nyeri dan ketidaknyamanan lambung yang disebabkan oleh terlalu banyak gas didalam usus-usus.






Emboli Paru  
Definisi            : Emboli Paru (Pulmonary Embolism)adalah penyumbatan arteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang terjadi secara tiba-tiba. Suatu emboli bisa merupakan gumpalan darah (trombus), tetapi bisa juga berupa lemak, cairan ketuban, sumsum tulang, pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan mengikuti aliran darah sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah.
Gejala Klinis: - batuk (timbul secara mendadak, bisa disertai dengan dahak berdarah)
- sesak nafas yang timbul secara mendadak, baik ketika istirahat  maupun ketika sedang melakukan aktivitas
- nyeri dada (dirasakan dibawah tulang dada atau pada salah satu sisi dada, sifatnya tajam atau menusuk)
- nyeri semakin memburuk jika penderita menarik nafas dalam, batuk, makan atau membungkuk
- pernafasan cepat
- denyut jantung cepat (takikardia).

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- wheezing/bengek
- kulit lembab
- kulit berwarna kebiruan
- nyeri pinggul
- nyeri tungkai (salah satu atau keduanya)
- pembengkakan tungkai
- tekanan darah rendah
- denyut nadi lemah atau tak teraba
- pusing
- pingsan
- berkeringat
- cemas

Emfisema
Definisi            : Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan oksigen yang diperlukan. Emfisema membuat penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas. Penyebab paling umum adalah merokok.
Gejala Klinis            : - Sesak napas
- Mengi
- Sesak dada
- Mengurangi kapasitas untuk kegiatan fisik
- Batuk kronis
- Kehilangan nafsu makan dan berat
- Kelelahan

Kolaps Paru-Paru (Pneumothorax)  
Definisi            : Kolaps paru-paru / pneumothoraks (Pneumothorax) adalah penimbunan udara atau gas di dalam rongga pleura.
Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada.
Gejala Klinis            : - Sesak nafas
- Dada terasa sempit
- Mudah lelah
- Denyut jantung yang cepat
- Warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen.
Gejala-gejala tersebut mungkin timbul pada saat istirahat atau tidur.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- Hidung tampak kemerahan
- Cemas, stres, tegang
- Tekanan darah rendah (hipotensi).

Pleurisy
Definisi            : adalah peradangan dari lapisan sekeliling paru-paru (pleura). Ada dua pleura: satu yang melindungi paru (diistilahkan visceral pleura) dan yang lain melindungi dinding bagian dalam dari dada (parietal pleura). Dua lapisan-lapisan ini dilumasi oleh cairan pleural.
Pleurisy seringkali dihubungkan dengan akumulasi dari cairan ekstra dalam ruang antara dua lapisan dari pleura. Cairan ini dirujuk sebagai pleural effusion. Pleurisy juga dirujuk sebagai pleuritis.

Gejala Klinis            :- Nyeri pada dada yang diperburuk oleh bernapas
-       Sesak Napas
-       Perasaan "ditikam"
Gejala yang paling umum dari pleurisy adalah nyeri yang umumnya diperburuk oleh penghisapan (menarik napas). Meskipun paru-paru sendiri tidak mengandung syaraf-syaraf nyeri apa saja, pleura mengandung berlimpah-limpah ujung-ujung syaraf. Ketika cairan ekstra berakumulasi dalam ruang antara lapisan-lapisan dari pleura, nyeri biasanya dalam bentuk pleurisy yang kurang parah. Dengan jumlah-jumlah akumulasi cairan yang sangat besar, ekspansi dari paru-paru dapat dibatasi, dan sesak napas dapat memburuk.